Info

Hari Bumi adalah hari pengamatan tentang bumi yang dicanangkan setiap tahun pada tanggal 22 April dan diperingati secara internasional.[1][2] Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia ini yaitubumi. Dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson pada tahun 1970 seorang pengajar lingkungan hidup. Tanggal ini bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan Bumi utara) dan musim gugur di belahan Bumi selatan. PBB sendiri merayakan hari Bumi pada 20 Maret sebuah tradisi yang dicanangkan aktivis perdamaian John McConnell pada tahun 1969, adalah hari dimana matahari tepat di atas khatulistiwa yang sering disebut Ekuinoks Maret.

Kini hari bumi diperingati di lebih dari 175 negara dan dikoordinasi secara global oleh Jaringan Hari Bumi (Earth Day Network).[3]

(Wikipedia)

Selasa, 24 Juli 2012

Event: “Memperkuat Budaya dan Ekosistem Sungai di Tatar Sunda”


LATAR BELAKANG

Sungai merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang kehidupan manusia. Ribuan tahun yang lalu, kota-kota besar di dunia berawal dari sebuah peradaban di sepanjang sungai seperti Kairo dengan sungai Nil-nya, Delhi dengan sungai Gangga-nya dan Paris dengan sungai Seinenya. Fungsi sungai sebagai sumber air dan sarana transportasi adalah sebagian alasan mengapa membangun sebuah kota dimulai dari pinggiran sungai. 

Indonesia dikaruniai jumlah sungai yang cukup banyak dan bervariasi akibat adanya distribusi hujan berpola musiman dan kondisi geologi yang berbeda-beda. Kondisi inilah yang juga dimanfaatkan oleh para pendahulu kita dalam membangun komunitas dan peradabannya, sebut saja Jakarta dengan sungai Ciliwungnya, Tangerang dengan sungai Cisadanenya, Palembang dengan sungai Musi-nya dan Bandung dengan sungai Citarum-nya.

Namun, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berbagai aktifitas yang berhubungan dengan sumber daya alam, pada saat ini sungai telah mengalami penurunan fungsi yang ditandai dengan adanya penyempitan, pendangkalan, dan pencemaran sungai. Sebagai gambaran, tekanan manusia terhadap hulu sungai Citarum Jawa Barat telah menimbulkan laju sedimentasi sebesar 10 juta meter kubik pertahun (Dishut Jabar, 2011). Gambaran lain di Waduk Jatiluhur juga sudah mengkhawatirkan, data Jasa Tirta II menunjukkan, jumlah air yang tersedia di bendungan itu hanya 2,98 milyar meter kubik. Sedangkan kebutuhan air mencapai 3,63 milyar meter kubik. Jadi, defisit air mencapai 0,65 milyar meter kubik.

Mengingat hal tersebut, pada tanggal 27 Juli 2011 Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2011 tentang Sungai dimana dalam penjelasan umumnya mangatakan bahwa untuk kepentingan masa depan kecenderungan tersebut perlu dikendalikan agar dapat dicapai keadaan yang harmonis dan berkelanjutan antara fungsi sungai dan kehidupan manusia. Hal yang menarik dalam batang tubuh PP tersebut adalah pada pasal 74 yang mengatakan “Dalam rangka memberikan motivasi kepada masyarakat agar peduli terhadap sungai, tanggal ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini ditetapkan sebagai Hari Sungai Nasional.”

Dengan demikian peringatan Hari Sungai Nasional pada tahun 2012 yang jatuh pada tanggal 27 Juli ini akan menjadi peringatan pertama kali sesuai dengan mandat PP tersebut. Tentu saja gerakan kepedulian terhadap sungai tidak hanya diselesaikan melalui peringatan ini saja tetapi masyarakat sebagai pemanfaat sungai perlu diajak mengenali permasalahan, keterbatasan, dan manfaat pengelolaan sungai secara lengkap dan benar sehinggga dapat tumbuh kesadaran untuk ikut berpartisipasi mengelola sungai. Keterlibatan partisipasi masyarakat yang paling nyata adalah gerakan peduli sungai dengan program perlindungan alur sungai dan pencegahan pencemaran sungai yang dilakukan oleh masyarakat (penjelasan PP 38/2011).

Dalam rangka memperingati Hari Sungai Nasional sekaligus menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap sungai, maka kami Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda bermaksud mengadakan kegiatan “Diskusi Hari Sungai Nasional: Memperkuat Budaya dan Ekosistem Sungai di Tatar Sunda” yang akan diadakan pada tanggal 27 Juli 2012.

TUJUAN

• Memperingati Hari Sungai Nasional tanggal 27 Juli
• Mendiskusikan kebijakan terkini tentang sungai di tingkat nasional
• Menggali kearifan lokal Tatar Sunda dalam pengelolaan sungai
• Berbagi informasi dan pengalaman sukses (success story) prakarsa masyarakat dalam pengelolaan sungai
• Menggalang gagasan dan tindak lanjut untuk penyelamatan sungai di Tatar Sunda

HASIL YANG DIHARAPKAN

• Tersosialisasikannya latar belakang peringatan Hari Sungai Nasional dan kaitannya dengan PP No. 38/2011 tentang Sungai 
• Adanya masukan dari berbagai pihak untuk mempertajam kajian dan pembahasan tentang sungai 
• Adanya tindak lanjut komunikasi yang baik antara semua pihak untuk berkiprah dalam penyelamatan sungai di Tatar Sunda.

WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Diskusi akan dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Sungai Nasional pertama, yaitu pada hari Jumat tanggal 27 Juli 2012, bertempat di kantor DPKLTS Jl. RE Martadinata No. 189A Bandung mulai pukul 14.00 WIB sampai selesai.

AGENDA ACARA

W A K T U ACARA
13.30 – 14.00 Registrasi Peserta
14.00 – 14.15 Pembukaan
14.15 – 14.30 Key Note Speaker 
Mubiar Purwasasmita (Ketua DPKLTS): 
Sungai, Infrastruktur Alam Pembangkit Kehidupan
14.30 – 15.30 Pemateri
1. Christian Purba (Anggota Dewan Sumber Daya Air Nasional)
Menyoal Kebijakan Sungai di Tingkat Nasional
2. Suliyanti (Dinas Penngelolaan Sumber Daya Air Prov Jabar)
Nomenklatur Baru Wilayah Sungai di Jawa Barat Berdasarkan Kepres No. 12 Tahun 2012
3. Rahmat Kurnia (DPKLTS)
Patanjala: Kearifan Lokal Pengelolaan Sungai Tatar Sunda
15.30 – 15.45 Isho
15.45 – 16.30 Berbagi Pengalaman Prakarsa Masyarakat
1. Hapsoro (Komunitas Peduli Ciliwung)
2. Rahim Asik (Cikapundung Recovery Program)
3. Ahmad Fajar Kunaefi (Tim Patanjala Cimanuk)
16.30 – 17.50 Diskusi
17.50 – 19.30 Buka Puasa Bersama
19.30 – 21.00 Rencana Tindak Lanjut Upaya Penyelamatan Sungai di Tatar Sunda dan Pemutaran Film

PESERTA

Peserta yang diundang adalah insatansi pemerintah, LSM, pihak swasta dan masyarakat umum yang memiliki kepedulian terhadap upaya penyelamatan sungai. Acara bersifat terbuka dan tidak dipungut biaya.

TEMPAT

DPKLTS, Jl. RE Martadinat
a No. 189A Bandung 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar