Info

Hari Bumi adalah hari pengamatan tentang bumi yang dicanangkan setiap tahun pada tanggal 22 April dan diperingati secara internasional.[1][2] Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia ini yaitubumi. Dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson pada tahun 1970 seorang pengajar lingkungan hidup. Tanggal ini bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan Bumi utara) dan musim gugur di belahan Bumi selatan. PBB sendiri merayakan hari Bumi pada 20 Maret sebuah tradisi yang dicanangkan aktivis perdamaian John McConnell pada tahun 1969, adalah hari dimana matahari tepat di atas khatulistiwa yang sering disebut Ekuinoks Maret.

Kini hari bumi diperingati di lebih dari 175 negara dan dikoordinasi secara global oleh Jaringan Hari Bumi (Earth Day Network).[3]

(Wikipedia)

Sabtu, 07 Juli 2012

Dosen Unpad Eksplorasi Kekayaan Ubi Jalar Citatah

Laporan oleh : Eka Bahtera


[Unpad.ac.id, 4/07]  Indonesia adalah salah satu negara tropis terbesar yang sangat indah dan kaya akan keanekaragaman hayati, salah satunya adalah kekayaan ubi jalar di daerah Citatah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Peneliti sekaligus Dosen Ahli Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian (Faperta) Unpad, Dr. Sc. Agr. Agung Karuniawan menemukan lebih dari 200 varietas baru ubi jalar liar di kawasan Citatah, Kab. Bandung Barat.



Agung Karuniawan
























Agung yang juga sebagai peneliti ahli bidang sumberdaya genetik tanaman ini mengatakan bahwa  penemuan varietas baru ubi jalar liar di Citatah ini sejak sebulan yang lalu. “Sekitar sebulan yang lalu kita melakukan penelitian di wilayah Citatah, dan hasilnya kita menemukan lebih dari 200 varietas baru ubi jalar liar ini,” ujarnya saat ditemui di Kampus Faperta Unpad, Jln. Raya Bandung-Sumedang KM 21, Jumat (25/06).





Hasil penemuan varietas baru ubi jalar ini akan dipresentasikan dalam acara Seminar Internasional di Hanoi, Vietnam pada 11-24 Juli mendatang.”Ubi jalar dari Citatah ini sebagai temuan paling up date kita, dan akan dipresentasikan di Hanoi, supaya negara lain tahu bahwa Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah,” tutur dosen yang menyelesaikan studi doktoralnya di Jerman ini.
Pada tahun 1990 negara asing mengetahui kekayaan ubi jalar liar di Citatah ini, bahkan sudah datang ke Citatah untuk melakukan penelitian serta mengambil plasma nutfah ubi jalar liar dan mengembangkannya menjadi sumber daya genetik bernilai ekonomi tinggi. “Sungguh sayang, kekayaan kita malah diambil oleh negara lain. Kita tidak pernah menyadari kekayaan alam sendiri, sehingga tidak mendapat apa-apa,” jelas Agung.
Setelah selesai berbincang-bincang di Ruangan Kampus Faperta, Agung mengajak ke Kebun Percobaan Ciparanje untuk menunjukan varietas baru ubi jalar liar dari Citatah. “Ada sekitar 200 varietas lebih dari sana dan kami koleksi serta akan dikembangkan dengan cara disilangkan dengan varietas lain untuk menghasilkan varietas baru yang mempunyai ketahanan sumber genetika dan berbunga cepat (kegenjahan),” ungkapnya.
Dilahan sekitar 2 hektar ini telah dilakukan persilangan ubi jalar, dan menghasilkan tiga jenis ubi jalar baru dilihat dari warnanya yaitu pink, ungu dan putih. “Kami ingin melakukan persilangan untuk menghasilkan ubi jalar dengan protein tinggi, kualitas yang baik, dan diseleksi untuk ketahanan terhadap penyakit,” ujar dosen yang sudah menghasilkan dua jurnal internasional ini.
Selain ubi jalar dari Citatah, di Ciparanje juga terdapat banyak varietas yang sedang diteliti untuk menghasilkan varietas baru yang lebih unggul, diantaranya adalah kacang tanah 61 varietas, roay 70 varietas, kacang panjang 78 varietas, dan kedelai 200 varietas baru. (eh)*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar