Torso
sakit, forearm pegal-pegal dan jari jemari perih saat mencengkram.
itulah yang dirasakan setelah hampir 3 tahun tak lagi menjalani hobby
yang selama 17 tahun ditekuni. Meski fisik tak mampu lagi menuntaskan
jalur-jalur sport di Citatah tapi hati sangat senang bisa kembali ke sana.
Menemukan semangat baru, dari warga sekitar untuk menyelamatkan gugusan
tebing di derah karst Citatah yang semakin terancam akibat eksploitasi
penambangan batu marmer sungguh menghibur hati.
Gunung Pabeasan (Tebing 125 Citatah S 06º 49’ 58.7” – E 107º 27’ 19.0”)
Benar-benar
ada yang berbeda di gunung Pabeasan atau yang lebih dikenal dengan
sebutan tebing 125 Citatah, Bandung Jawa Barat. Saat datang di pagi
buta, kaget juga rasanya tiba-tiba didatangi sekelompok warga yang
sedang ronda. Sambil bertanya ini itu mereka juga dengan ramah menawarkan kami menginap. Padahal selama pengalaman lebih lima
belas tahun saya bertandang ke tebing 125 Citatah, belum pernah rasanya
ada warga yang ronda hingga pagi buta menjaga tebing dari para
penambang liar.
Ya,
warga sekitar tebing Citatah ternyata bukan lagi warga yang dulu, warga
hanya diam melihat ulah para penambang mengeksploitasi pegunungan karst
Citatah. Mereka kini sadar, mengapa sumur-sumur mereka menjadi kering,
tanah menjadi gersang dan tak ada manfaat secara ekonomi yang mereka dapatkan dari kegiatan eskploitasi batu yang sudah berlangsung lama tersebut.
Warga
sekitar Citatah yang tergabung dalam “Forum Pemuda Peduli Karst
Citatah” kini sudah berdiri bersama untuk melawan dan mengusir penambang
yang berani mengambil sebongkah batu yang sudah berusia 30 juta tahun
itu.
Dengan
ide-ide sederhana namun brillian mereka juga mencoba memberdayakan
lahan kosong sisa penambangan menjadi lahan perkebunan yang akan
mendatangkan manfaat ganda. Baik itu ekonomi maupun manfaat kehidupan
melalui mata air yang akan selalu terjaga saat musim kemarau datang
mendera.
Melalui
dana PNPM mandiri, warga juga mulai membangun jalan setapak ke kaki
tebing. Jalan yang biasanya becek di musim hujan nantinya bisa lebih
tertata rapi. Kepedulain akan Gunung Pabeasa Tak hanya milik warga,
Pemda Bandung Barat juga mulai membangun saung bagi para pengunjung yang
akan manjat atau sekedar berwisata.
Tebing
yang dulu dianggap hanya seonggok batu, kini dianggap warga dan Pemda
setempat sebagai asset berharga. Asset yang akan memberikan kehidupan
karena berfungsi sebagai spons yang menyerap air hujan dan menahannya
hingga musim kering berakhir dan juga secara ekonomis karena mungkin
nantinya bisa menjadi lokasi wisata petualangan.
Hmmm…
Lega rasanya mengetahui jika kita tidak sendiri, dan ada orang lain
yang merasakan keresahan yang sama saat perlahan-lahan melihat batu yang
berdiri perkasa mulai rontok dan hancur hingga perlu diselamatkan.
Jalur-jalur pun Sekarang Bernama
Buat para pemanjat yang pertama kali datang ke lokasi-lokasi panjat di Indonesia
tanpa didampingi pemanjat lokal biasanya bingung mempelajari sebuah
rute pemanjatan karena mereka hanya bisa melihat hanger menggantung di
tebing dan mendapati sisa-sisa magnesium di cacat batuan sebagai
pegangan serta noda-noda hitam di sepanjang lintasan sebagai tanda bekas
injakan.
Tidak
ada data, apalagi buku panduan yang memudahkan pemanjat untuk
mengidentifikasi sebuah jalur pemanjatan. Nah, di tebing 125 Citatah
sekarang kita dapat dengan mudah mengidentifikasi nama jalur, Tingkat
kesulitan lengkap dengan jumlah pengaman yangdigunakan. Di setiap jalur
kini terpasang plakat yang menerangkan jalur diatasnya.
BERIKUT NAMA-NAMA JALUR DI TEBING 125 CITATAH. SO CEKIDOT YOO
No
|
Route Name
|
Type
|
Grade
|
Length
(m)
|
Runner
|
Created
|
Block
|
By
|
1
|
Begonian
|
Sport Climbing
|
5.13
|
|
3
|
1993
|
Depan
|
|
2
|
Vaginoplasty
|
Sport Climbing
|
5.11
|
|
6
|
1996
|
Depan
|
|
3
|
SS IX
|
Sport Climbing
|
5.9
|
|
6
|
1996
|
|
|
4
|
Hendro
|
Sport Climbing
|
5.9
|
|
7
|
1993
|
|
|
5
|
Rock Star
|
Sport Climbing
|
5.11
|
|
6
|
|
|
|
6
|
Torse
|
Sport Climbing
|
5.9
|
|
4
|
1987
|
|
|
7
|
Cobra
|
Sport Climbing
|
5.9
|
|
5
|
|
|
|
8
|
Dadapangan
|
Sport Climbing
|
5.10
|
|
3
|
1987
|
|
|
9
|
Poster Kiri
|
Sport Climbing
|
5.9
|
|
4
|
1998
|
|
|
10
|
Poster
|
Sport Climbing
|
5.10
|
|
5
|
1986
|
|
|
11
|
Poster Kanan
|
Sport Climbing
|
5.10
|
|
6
|
1986
|
|
|
12
|
Dakota
|
Sport Climbing
|
5.11
|
|
6
|
1986
|
|
|
13
|
Bor 7
|
Sport Climbing
|
5.12 a
|
|
8
|
1986
|
|
|
14
|
Bor 2
|
Sport Climbing
|
5.12
|
|
2
|
1986
|
|
|
15
|
Kuning
|
Sport Climbing
|
5.13 b
|
|
3
|
1986
|
|
|
16
|
Chook 8
|
Mix Climbing
|
|
|
|
1982
|
|
|
17
|
Market
|
Clean Climbing
|
5.8
|
|
|
1977
|
|
|
18
|
Tokek
|
Articial Climbing
|
A2/5.9
|
|
|
|
|
|
Catatan:
jalur-jalur diatas hanya yang terdapat di tebing bagian depan. Jadi
jalur-jalur tersebut belum termasuk jalur-jalur di tebing putih, di gua
maupun yang di teras atas jelang puncak tebing 125. Jadi bila anda ingin
manjat di Citatah. Mencoba tebing di depan pun sudah cukup variatif
kok, baik dari tingkat kesulitan, bentuk pegangan, maupun panjang lintasannya. Jadi selamat bertualang. Bonnes Vacances J
Jajang dirajanagara/ fpti kota Bogor/ Astrajingga 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar