Info

Hari Bumi adalah hari pengamatan tentang bumi yang dicanangkan setiap tahun pada tanggal 22 April dan diperingati secara internasional.[1][2] Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia ini yaitubumi. Dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson pada tahun 1970 seorang pengajar lingkungan hidup. Tanggal ini bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan Bumi utara) dan musim gugur di belahan Bumi selatan. PBB sendiri merayakan hari Bumi pada 20 Maret sebuah tradisi yang dicanangkan aktivis perdamaian John McConnell pada tahun 1969, adalah hari dimana matahari tepat di atas khatulistiwa yang sering disebut Ekuinoks Maret.

Kini hari bumi diperingati di lebih dari 175 negara dan dikoordinasi secara global oleh Jaringan Hari Bumi (Earth Day Network).[3]

(Wikipedia)

Senin, 13 Agustus 2012

SEMANGAT PERUBAHAN DI TENGAH KEPETUSASAAN

Torso sakit, forearm pegal-pegal dan jari jemari perih saat mencengkram. itulah yang dirasakan setelah hampir 3 tahun tak lagi menjalani hobby yang selama 17 tahun ditekuni. Meski fisik tak mampu lagi menuntaskan jalur-jalur sport di Citatah tapi hati sangat senang bisa kembali ke sana. Menemukan semangat baru, dari warga sekitar untuk menyelamatkan gugusan tebing di derah karst Citatah yang semakin terancam akibat eksploitasi penambangan batu marmer sungguh menghibur hati.

Gunung Pabeasan (Tebing 125 Citatah S 06º 49’ 58.7” – E 107º 27’ 19.0”)

Benar-benar ada yang berbeda di gunung Pabeasan atau yang lebih dikenal dengan sebutan tebing 125 Citatah, Bandung Jawa Barat. Saat datang di pagi buta, kaget juga rasanya tiba-tiba didatangi sekelompok warga yang sedang ronda. Sambil bertanya ini itu  mereka juga dengan ramah menawarkan kami menginap. Padahal selama pengalaman lebih lima belas tahun saya bertandang ke tebing 125 Citatah, belum pernah rasanya ada warga yang ronda hingga pagi buta menjaga tebing dari para penambang liar.


Ya, warga sekitar tebing Citatah ternyata bukan lagi warga yang dulu, warga hanya diam melihat ulah para penambang mengeksploitasi pegunungan karst Citatah. Mereka kini sadar, mengapa sumur-sumur mereka menjadi kering, tanah menjadi gersang dan tak ada manfaat secara ekonomi yang  mereka dapatkan dari kegiatan eskploitasi batu yang sudah berlangsung lama tersebut.

Warga sekitar Citatah yang tergabung dalam “Forum Pemuda Peduli Karst Citatah” kini sudah berdiri bersama untuk melawan dan mengusir penambang yang berani mengambil sebongkah batu yang sudah berusia 30 juta tahun itu.

Dengan ide-ide sederhana namun brillian mereka juga mencoba memberdayakan lahan kosong sisa penambangan menjadi lahan perkebunan yang akan mendatangkan manfaat ganda. Baik itu ekonomi maupun manfaat kehidupan melalui mata air yang akan selalu terjaga saat musim kemarau datang mendera.


Melalui dana PNPM mandiri, warga juga mulai membangun jalan setapak ke kaki tebing. Jalan yang biasanya becek di musim hujan nantinya bisa lebih tertata rapi. Kepedulain akan Gunung Pabeasa Tak hanya milik warga, Pemda Bandung Barat juga mulai membangun saung bagi para pengunjung yang akan manjat atau sekedar berwisata.

Tebing yang dulu dianggap hanya seonggok batu, kini dianggap warga dan Pemda setempat sebagai asset berharga. Asset yang akan memberikan kehidupan karena berfungsi sebagai spons yang menyerap air hujan dan menahannya hingga musim kering berakhir dan juga secara ekonomis karena mungkin nantinya bisa menjadi lokasi wisata petualangan.

Hmmm… Lega rasanya mengetahui jika kita tidak sendiri, dan ada orang lain yang merasakan keresahan yang sama saat perlahan-lahan melihat batu yang berdiri perkasa mulai rontok dan hancur hingga perlu diselamatkan.
     
Jalur-jalur pun Sekarang Bernama

Buat para pemanjat yang pertama kali datang ke lokasi-lokasi panjat di Indonesia tanpa didampingi pemanjat lokal biasanya bingung mempelajari sebuah rute pemanjatan karena mereka hanya bisa melihat hanger menggantung di tebing dan mendapati sisa-sisa magnesium di cacat batuan sebagai pegangan serta noda-noda hitam di sepanjang lintasan sebagai tanda bekas injakan.



Tidak ada data, apalagi buku panduan yang memudahkan pemanjat untuk mengidentifikasi sebuah jalur pemanjatan. Nah, di tebing 125 Citatah sekarang kita dapat dengan mudah mengidentifikasi nama jalur, Tingkat kesulitan lengkap dengan jumlah pengaman yangdigunakan. Di setiap jalur kini terpasang plakat yang menerangkan jalur diatasnya.
BERIKUT NAMA-NAMA JALUR DI TEBING 125 CITATAH. SO CEKIDOT YOO
No
Route Name
Type
Grade
Length
(m)
Runner
Created
Block
By



1
Begonian
Sport Climbing
5.13

3
1993
Depan

2
Vaginoplasty
Sport Climbing
5.11

6
1996 
Depan

3
SS IX
Sport Climbing
 5.9

6
1996


4
Hendro
Sport Climbing
5.9

7
1993


5
Rock Star
Sport Climbing
5.11

6



6
Torse
Sport Climbing
5.9

4
1987


7
Cobra
Sport Climbing
5.9

5



8
Dadapangan
Sport Climbing
5.10

3
1987


 9
 Poster Kiri
 Sport Climbing
 5.9

 4
1998 


 10
 Poster
 Sport Climbing
5.10 

 1986


 11
 Poster Kanan
 Sport Climbing
 5.10

 6
1986 


 12
Dakota
Sport Climbing
5.11

6
1986


13
Bor 7
Sport Climbing
5.12 a

8
1986


14
Bor 2
Sport Climbing
5.12

2
1986


15
Kuning
Sport Climbing
5.13 b

3
1986


16
Chook 8
Mix Climbing



1982


17
Market
Clean Climbing
5.8


1977


18
Tokek
Articial Climbing
A2/5.9






Catatan: jalur-jalur diatas hanya yang terdapat di tebing bagian depan. Jadi jalur-jalur tersebut belum termasuk jalur-jalur di tebing putih, di gua maupun yang di teras atas jelang puncak tebing 125. Jadi bila anda ingin manjat di Citatah. Mencoba tebing di depan pun sudah cukup variatif kok, baik dari tingkat kesulitan, bentuk pegangan,  maupun panjang lintasannya. Jadi selamat bertualang. Bonnes Vacances J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar