Info

Hari Bumi adalah hari pengamatan tentang bumi yang dicanangkan setiap tahun pada tanggal 22 April dan diperingati secara internasional.[1][2] Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia ini yaitubumi. Dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson pada tahun 1970 seorang pengajar lingkungan hidup. Tanggal ini bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan Bumi utara) dan musim gugur di belahan Bumi selatan. PBB sendiri merayakan hari Bumi pada 20 Maret sebuah tradisi yang dicanangkan aktivis perdamaian John McConnell pada tahun 1969, adalah hari dimana matahari tepat di atas khatulistiwa yang sering disebut Ekuinoks Maret.

Kini hari bumi diperingati di lebih dari 175 negara dan dikoordinasi secara global oleh Jaringan Hari Bumi (Earth Day Network).[3]

(Wikipedia)

Jumat, 22 Juni 2012

Foto Penambangan Karst Pabeasan Dilihat dari Gn. Puter


Seperti terlihat di foto, penambangan di Kawasan Pabeasan belum akan berhenti malah akan semakin massif. Aturan di sisi lain, dan action pengrusakan di sisi lainnya berjalan beriringan, nampak jelas dan akan terus terselenggara sepertinya. 

Aturan menjadi tak bermakna pada titik itu. Ia ada sebagai prasarat negeri kita disebut Negara Hukum nan modern. Cuma itu, tidak lebih. Ia tak berkorelasi dengan sikap dan pilihan-pilihan mencari nafkah. Aturan ada, pengurasakan juga ada.

Di Pabeasan misalnya, konon menurut celetukan-celetukan dari beberapa oknum Pejabat Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, sebagian besar pengusaha tambang di wilayah itu tak mengantongi ijin. Belum lagi, jika kita sebagai warga pribumi mau protes dan sedikit itung-itungan kepada para pengusaha tambang yang kebanyakan "orang luar", sebenarnya kesejahteraan macam apa yang mereka sajikan buat warga pribumi? nyatanya tidak seperti yang tercantum di spanduk yang dibuat para pengusaha tambang yang dipajang di sepanjang jalan raya Cipatat yang berdebu dan pekat polusi. Atas nama perut rakyat (buruh tambang), mereka berbicara soal kesejahteraan rakyat banyak. Seolah-olah tanpa menambang mereka akan mati. Seolah-olah, ya seolah-olah menambang adalah aktifitas yang mensejahterakan.

Pertanyaannya, sudahkan mereka mendata berapa orang yang meninggal akibat kecelakan kerja? sudahkah mereka menghitung berapa biaya pengobatan yang mereka keluarkan akibat jeleknya sanitasi, udara yang dihirup dan lain-lainnya? sudahkan mereka menghitung berapa rumah dan sekolah yang tertimpa batu-batu sisa tambang? dan setumpuk akibat buruk lainnya yang abai mereka ingat. Sudahkah kita kita mempertanyakan itu semua pada mereka? sebab bagi mereka kita hanya komoditi berupa jasa, yang untung rugi adanya kita sudah masuk hitungan mereka. Adakah kita sudi balik bertanya pada mereka?

Namun walau begitu, kita tak usah berkecil hati. Masih ada wilayah yang bisa kita nikmati kesejukan, keasrian, dan kehijauannya. Seperti Gn, Puter. Gn. Puter adalah bukit yang tepat berada di sebrang Pabeasan, antara keduanya terpisahkan oleh sawah. Bagi para pejalan, dan penyuka pemandangan indah, Gn. Puter adalah wilayah yang meski kurang begitu mengesankan rasanya wilayah ini cukup representatif buat dimasukan ke dalam agenda perjalanan kawan-kawan sekalian.

Di postingan selanjutnya kita akan saksikan foto-foto yang sedikit banyak akan berbicara Gn. Puter sampai ke Ciseureuh. CIseureuh adalah satu wilayah yang terkenal sebagai tempat bermunculannya mata air. Yang menyuplai air ke beberapa perumahan di Ds. Padalarang. (YZ)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar